Langsung ke konten utama

Diagram Alur Data(DFD)

Diagram Alur Data (DFD)

Pengertian DFD

     DFD adalah suatu diagram yang menggambarkan aliran data dari sebuah proses yang sering disebut dengan sistem informasi. Di dalam data flow diagram juga menyediakan informasi mengenai input dan output dari tiap entitas dan proses itu sendiri.

    Dalam diagram alir data juga tidak mempunyai kontrol terhadap flow -nya, sehingga tidak adanya aturan terkait keputusan atau pengulangan. Bentuk penggambaran berupa data flowchart dengan skema yang lebih spesifik. Menurut Kenneth Kozar, tujuan dari adanya DFD sendiri adalah sebagai penyedia atau menjembatani antara pengguna dengan sistem.

   Data flow diagram (DFD) adalah representasi grafik dari sebuah sistem.menggambarkan komponen-komponen sebuah,sistem aliran-aliran data di mana komponen-komponen tersebut,dan asal,tujuan dan penyimpanan dari data tersebut

  Data flow diagram awalnya dikembangkan oleh Chris Gane dan trish sarson pada tahun 1979 yang termasuk dalam Structured Analysis and Design Methodology (SSADM) yang ditulis oleh Chris Gane dan trish sarson.

Fungsi Data Flow Diagram

Secara fundamental, terdapat tiga fungsi dari pembuatan diagram alir data untuk kebutuhan software development. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing – masing fungsi di bawah ini.

1. Menyampaikan Rancangan Sistem

Dengan pembuatan DFD, maka proses penyampaian informasi menjadi lebih mudah dengan tampilan visual yang simple dan dapat dimengerti oleh tiap stakeholder. Dimana, data yang disajikan mampu menggambarkan alur data secara terstruktur dengan pendekatan yang lebih efisien.

2. Menggambarkan Suatu Sistem

Fungsi yang kedua, DFD dapat membantu proses penggambaran sistem sebagai jaringan fungsional. Maksudnya adalah, di dalam jaringan terdapat berbagai komponen yang saling terhubung menggunakan alur data.

3. Perancangan Model

Fungsi yang terakhir, diagram ini juga dapat membuat rancangan model baru dengan menekankan pada fungsi sistem tertentu. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk melihat bagian yang lebih detail dari diagram alir data tersebut.

Notasi Data Flow Diagram (DFD)

Terdapat beberapa simbol utama untuk menyusun sebuah rangkaian DFD yang tepat, diantaranya adalah sebagai berikut.

Jenis – Jenis DFD

Data flow diagram terbagi menjadi tiga jenis, dimana setiap bagian memiliki peran dan fungsinya masing – masing. Untuk pembuatannya sendiri dapat menyesuaikan kebutuhan proyek dari manajemen tim -nya.

1. Diagram Level 0 (Diagram Konteks)

Diagram konteks atau level 0 merupakan diagram dengan tingkatan paling rendah, dimana menggambarkan sistem berinteraksi dengan entitas eksternal. Pada diagram konteks akan diberi nomor untuk setiap proses yang berjalan, dimulai dari angka 0 terlebih dahulu.

Jadi, untuk setiap aliran data akan langsung diarahkan menuju sistem. Dan ciri dari diagram level 0 terletak pada tidak adanya informasi yang terkait data yang tersimpan pada data store.

2. Diagram Level 1

DFD level 1 merupakan lanjutan dari diagram konteks, dimana setiap proses yang berjalan akan diperinci pada tingkatan ini. Sehingga, proses utama akan dipecah menjadi sub – sub proses yang lebih kecil lagi.

3. Diagram Level 2

DFD level 2 merupakan tingkat lanjutan dari level yang sebelumnya, dimana pada fase ini akan dijelaskan lebih detail terkait tiap prosesnya. Namun, untuk tingkatan ini jarang sekali dikerjakan dan lebih banyak hanya menerapkan dua level di bawahnya saja.

Cara Membuat Data Flow Diagram

Setelah mengetahui jenis dan notasi diagram alir data, selanjutnya masuk pada pembahasan mengenai bagaimana cara membuat data flow diagram yang baik dan benar.

1. Data Store Harus Diproses

Pertama, yang perlu anda perhatikan adalah setiap data yang tersimpan di dalam data store harus diproses lebih lanjut untuk dijadikan sebagai keluaran (output).

2. Menentukan Jumlah Input dan Output

Kedua, pada setiap DFD setidaknya mempunyai satu inputan dan satu keluaran. Dikarenakan diagram alir data harus mencerminkan alur sistem dari tahap awal hingga akhir.

3. Hubungan pada Data Store

Ketiga, setiap data store harus saling terhubung dengan setidaknya satu input dan satu output agar dapat menyimpan data yang masuk menuju sistem.

4. Letak Posisi Proses

Aturan terakhir, setiap proses yang telah terjadi pada diagram alir data harus melalui proses untuk menghasilkan output yang sesuai.

Contoh Penerapan DFD

Apabila anda masih bingung dengan penjelasan yang telah disampaikan, kami mempunyai beberapa contoh yang berhubungan dengan data flow diagram.

dfd-level-1

Komentar